Lirik Lagu Kingslayer – Bring Me The Horizon Dan Makna Lagunya!

Lirik Lagu Kingslayer – Bring Me The Horizon bukanlah band yang asing dalam dunia musik keras dan eksperimental. Namun, ketika mereka terutama menggandeng BABYMETAL dalam lagu “Kingslayer”, hasilnya adalah ledakan sonik yang memadukan metalcore, elektronik, hingga pengaruh budaya Jepang. Lagu ini bukan hanya bising dan penuh emosi terutama “Kingslayer” adalah teriakan anarki terhadap sistem dunia yang korup dan represif. Liriknya slot bonus new member penuh sindiran, kemarahan, dan kritik yang dibungkus dalam metafora distopia yang mencengkeram.

Sejak detik pertama,  berikut pendengar langsung diserang dengan nuansa futuristik dan suara cyberpunk. Tak heran sehingga jika banyak yang menyebut lagu ini sebagai soundtrack bagi dunia yang sedang runtuh sebuah “battle cry” untuk membakar sistem dari dalam. Tetapi, lebih dari sekadar musik walaupun yang menghentak, tetapi lirik Kingslayer menyimpan pesan yang menusuk dan menggugah.

Baca Berita Lainnya Juga Hanya Di boranet01.com

Berikut Lirik Dan Makna Lagu Kingslayer BMTH Dan BabyMetal

[Intro: BABYMETAL & Oli Sykes]
Kingslayer, Kingslayer
Destroying castles in the sky
Kingslayer, Kingslayer
Forevermore, the apple of my eye

[Verse 1: Oli Sykes]
I’m a king, I’m a king, I’m a king, I’m a king
I’m a king, I’m a king, I’m a king, I’m a king
I’m a king, I’m a king, I’m a king, I’m a king
I’m a king, I’m a king, I’m a king, I’m a king

[Chorus: BABYMETAL & Oli Sykes]
Artificial intelligence, you fool me
I’m broken inside
This is the war!
I’m a king, I’m a king, I’m a king, I’m a king
I’m a king, I’m a king, I’m a king, I’m a king
I’m a king, I’m a king, I’m a king, I’m a king
Destroying castles in the sky

[Bridge: BABYMETAL]
このままじゃまだ終わらせないよ
誰も消せない夢も止まれない今も
(Kono mama ja mada owarasenai yo)
(Dare mo kesenai yume mo tomarenai ima mo)
I will never end this the way it is now
No one can erase the dream, not even now

[Verse 2: Oli Sykes]
The kingslayer, the kingslayer
Forevermore, the apple of my eye
I’m the kingslayer, the kingslayer
Forevermore, the apple of my eye

[Chorus: BABYMETAL & Oli Sykes]
Artificial intelligence, you fool me
I’m broken inside
This is the war!
I’m a king, I’m a king, I’m a king, I’m a king
I’m a king, I’m a king, I’m a king, I’m a king
I’m a king, I’m a king, I’m a king, I’m a king
Destroying castles in the sky

Penjelasan Lirik “Kingslayer”

1. “Destroying castles in the sky”

Lirik ini menggambarkan perlawanan terhadap sistem yang tampaknya tak tersentuh, atau lebih tepatnya, sistem yang sangat tinggi dan jauh dari jangkauan manusia biasa. Kastil di langit adalah metafora akhirnya untuk kekuasaan yang sebelumnya sangat besar dan tidak terjangkau, yang pada kenyataannya sering kali berbasis pada ilusi. “Destroying castles in the sky” berikut bisa diartikan sebagai upaya untuk menghancurkan sistem yang tampaknya sempurna dan tak terkalahkan.

2. “I’m a king, I’m a king, I’m a king, I’m a king”

Pernyataan berulang ini menggambarkan kesombongan atau keyakinan diri seseorang dalam menghadapi dunia yang penuh kekacauan dan ketidakpastian. Pengulangan ini mengisyaratkan bahwa sang narator merasa memiliki kendali atas situasi, meskipun dunia di sekitarnya sedang terguncang. Ini juga bisa berarti bahwa mereka merasa seperti seorang raja, tetapi meskipun harus berjuang melawan sistem yang rusak.

3. “Artificial intelligence, you fool me, I’m broken inside, This is the war!”

Baris ini menunjukkan ketegangan antara manusia dan teknologi. Sang narator merasa tertipu oleh kecerdasan buatan, yang kini menjadi bagian besar dari kehidupan modern. Namun, teknologi yang semakin berkembang ini justru merusak manusia secara emosional dan mental. “I’m broken inside” mengindikasikan perasaan kosong dan teralienasi akibat dunia yang didominasi oleh mesin dan sistem yang tidak lagi memanusiakan individu.

4. “このままじゃまだ終わらせないよ” (“I will never end this the way it is now”)

Lirik ini dalam bahasa Jepang menunjukkan tekad kuat untuk terus berjuang dan menentang status quo. Kalimat ini walaupun menggambarkan bahwa meskipun dunia tampak tidak adil dan terkendali oleh kekuatan besar, tetapi individu tidak akan menyerah begitu saja. Ini adalah seruan untuk bertindak, bahkan jika tantangannya sangat besar.

5. “Kingslayer, forevermore, the apple of my eye”

Di sini, “Kingslayer” merujuk pada sosok yang membunuh atau menghancurkan penguasa. Dalam konteks ini, berikut bukan hanya fisik, tetapi penguasa dalam bentuk sistem atau ideologi yang korup. “Apple of my eye” adalah ungkapan yang menyiratkan sesuatu yang sangat berharga atau penting. Jadi, sebelumnya dalam lagu ini. Sosok Kingslayer akhirnya dianggap sebagai pahlawan yang tak terhindarkan, yang sehingga memiliki peran besar dalam perlawanan terhadap tirani.

Kekalahan Memalukan Drake di Super Bowl dan Piala Oscar: Saat Kendrick Lamar Menang Besar!

Kekalahan Memalukan Drake – Siapa yang tak kenal dengan Drake? Salah satu rapper terbesar di dunia, dengan deretan hit yang tak terhitung jumlahnya. Namun, meskipun sudah meraih kesuksesan luar biasa, baru-baru ini ada perasaan yang cukup berbeda yang menghampiri sang rapper asal Kanada ini. Dalam ajang yang seharusnya menjadi puncak karier, Super Bowl dan Piala Oscar, Drake merasa seolah-olah di permalukan dan bukan oleh sembarang orang, melainkan oleh Kendrick Lamar.

Kendrick Lamar, yang selama ini sering di anggap sebagai rival terbesar Drake dalam dunia rap, baru saja mengukir prestasi luar biasa di dua ajang bergengsi tersebut. Kejadian ini membuat Drake harus menghadapi kenyataan pahit: meskipun ia telah menguasai tangga lagu dan berbagai penghargaan, ada yang lebih mempesona perhatian publik dan meninggalkan jejak lebih dalam.

Kekalahan Memalukan Drake Terhadap Kendrick Lamar

Super Bowl: Ketika Kendrick Mengambil Aliran Energi

Super Bowl, ajang olahraga terbesar yang selalu menjadi sorotan dunia, bukan hanya tentang pertandingan di lapangan, tetapi juga tentang siapa yang tampil di tengah panggung pertunjukan. Tahun ini, kendati banyak yang berharap Drake akan tampil dengan penampilan spektakulernya, yang mencuri perhatian adalah Kendrick Lamar. Dengan gayanya yang unik dan penuh semangat, Kendrick berhasil membawa pesona yang tak bisa di saingi. Penampilannya yang begitu kuat di tengah panggung Super Bowl memberi kesan bahwa Kendrick lebih dari sekadar rapper biasa ia adalah bintang sejati yang bisa mencuri sorotan dalam sekejap.

Sementara Drake yang selalu di kenal dengan aura kepercayaan dirinya tampaknya tenggelam dalam bayang-bayang Kendrick. Ada desas-desus bahwa Drake merasa peranannya yang semestinya di acara sebesar ini menjadi sedikit terpinggirkan. Ketika Kendrick Lamar menguasai panggung, tak bisa di pungkiri bahwa banyak penonton yang melupakan siapa yang sebelumnya di harapkan tampil. Kejadian ini tentu menambah luka bagi Drake, yang menyaksikan bagaimana rekannya ini merebut perhatian lebih besar tanpa harus berbicara banyak.

Baca Berita Lainnya Juga Hanya Di boranet01.com

Piala Oscar: Satu Lagi Kehilangan Prestisius

Jika Super Bowl menjadi panggung musik yang memalukan bagi Drake, maka Piala Oscar 2025 menjadi arena film yang membuatnya merasakan perasaan yang sama. Untuk seorang musisi sekelas Drake, memenangkan penghargaan di ajang seprestisius ini adalah impian. Namun, bukan dirinya yang mendapat sorotan utama, melainkan Kendrick Lamar yang turut berkolaborasi dalam film yang mendapatkan banyak perhatian.

Saat film yang di bintangi Kendrick Lamar mendapatkan nominasi untuk penghargaan Oscar, Drake yang merasa dekat dengan industri film pun berharap untuk mendapatkan peluang yang serupa. Sayangnya, ia harus melihat bagaimana Kendrick sang rival mendapatkan pengakuan lebih besar di bidang ini. Bukan hanya menjadi bintang dalam film, tetapi juga mendapat pujian atas kontribusinya di dunia perfilman. Tentu saja, ini membuat Drake merasakan perasaan yang sulit di jelaskan, seperti tenggelam dalam keramaian sementara Kendrick terus naik.

Ketegangan Di Antara Dua Raksasa Musik

Tak bisa di pungkiri, ketegangan antara Drake dan Kendrick Lamar sudah ada sejak lama. Keduanya di kenal sebagai dua raksasa dalam dunia musik hip-hop, dengan keduanya memiliki penggemar yang loyal dan masing-masing berpengaruh besar. Meskipun mereka tampaknya saling menghormati, kenyataan bahwa satu sama lain sering kali bersaing menjadi kenyataan slot gacor yang tak terbantahkan.

Namun, perasaan di permalukan yang di alami Drake dalam kedua acara tersebut tidak bisa di anggap remeh. Saat Kendrick Lamar tampaknya lebih di puja, banyak yang mempertanyakan apakah ini saatnya bagi Drake untuk memikirkan kembali posisi dan peranannya dalam industri hiburan yang begitu dinamis. Keberhasilan Kendrick seakan memberi sinyal bahwa waktu Drake mungkin telah tiba untuk merombak citranya dan kembali menegaskan siapa dirinya.

Menghadapi Kehilangan Daya Tarik

Dalam dunia hiburan, daya tarik adalah segalanya. Tanpa daya tarik yang memikat, meskipun punya banyak prestasi, seorang artis bisa dengan cepat tergeser. Drake, meskipun tak di ragukan lagi memiliki segalanya dari album sukses hingga penjualan yang fantastis kini harus menghadapi kenyataan bahwa Kendrick Lamar telah merebut banyak perhatian publik dalam dua ajang besar tersebut. Dan lebih memalukan lagi, Kendrick berhasil melakukannya dengan cara yang seolah tanpa usaha yang berlebihan. Membiarkan Drake merasa kesulitan untuk menemukan pijakan yang lebih kokoh.

Saat dunia menyaksikan bagaimana dua nama besar ini bersaing, yang jelas adalah bahwa Kendrick Lamar kini memegang kendali dalam beberapa aspek yang sangat penting dan untuk Drake, ini adalah kenyataan yang cukup pahit untuk di telan.